SelaMat Datang di Website Syaidina Hamzah kontak : 085383219597 / 087894690221

Kamis, 08 Desember 2011

Rumah dari Kayu Jabon

Informasi Harga Pasar Pembelian Kayu Jabon

Mangkok terbuat dari Kayu

Kayu jabon sekarang banyak yang menanam, terutama di Kendal banyak sekali orang yang menanam jabon, di Kendal juga banyak sekali yang membibitkan jabon sampai-sampai waktu kita melakukan pencarian di Google pun tampak pencarian Jabon Kendal.

Kayu memang bisa dimanfaatkan untuk apa saja, bisa untuk bahan baku kertas, bisa untuk dibuat mebel, bisa dipakai untuk bahan baku rumah.

Di Jawa kayu merupakan bahan baku rumah, rata-rata orang Jawa tempo dulu menggunakan kayu jati, kayu sengon jawa dan kayu nangka. Kayu jabon belum begitu familiar waktu itu.

Di Jawa kayu juga merupakan bahan baku utama untuk masak, orang jawa menggunakan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak makanan, salah satu kayu yang paling sering dipakai untuk bahan bakar dapur di kampung saya (Kendal) adalah kayu kopi.

Mangkok Terbuat dari Kayu
Kalau tadi kita bicara mengenai kayu yang diapakai secara umum kali ini saya akan ceritakan kepada pembaca sekalian bahwa ternyata kayu di jaman sekarang sudah bisa dijadikan mangkok, tidak menyangka bukan? ia... di sebuah forum online ternama di Indonesia, Farum Kaskus ada pengrajin mangkok terbuat dari kayu. "sammyfoir" nama ID kaskuser dalam sebuah forum jual beli mengatakan bahwa dia menjual mangkok yang berasal dari kayu mahoni.

Selasa, 06 Desember 2011

pemasaran Kayu Jabon sangat mudah

kayu jabon :Tim CV Saham Jabon Indonesia (SJI) mendapatkan sebuah kesempatan berharga dengan berkunjung ke PT Sekawan Sumber Sejahtera. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan kayu lapis dan berorientasi ekspor ke luar negeri perusahaan ini memiliki 4 cabang diantaranya PT Sekawan Sahabat Sejati,PT Wana awet mas,dan PT Falcata jaya makmur industri (fjmi). Kunjungan tersebut dilakukan pada hari Rabu, 6 Juni 2011.


Dalam kesempatan tersebut, tim dari CV SJI ditemui langsung oleh bapak Krisnadi Priyana, Direktur PT Sekawan. Antara CV SJI dan PT Sekawan sendiri, sebelumnya sudah terlibat kerjasama dicantumkan dalam mou dan kesepakatan untuk menerima semua hasil panen kayu Jabon yang dikelola oleh CV SJI. Dengan demikian, semua hasil panen kayu Jabon yang berada di bawah pengelolaan CV SJI, sudah pasti akan mendapatkan pembeli dan tidak mungkin sia-sia.

Di perusahaan yang terletak di kawasan Kranggan, Kabupaten Temanggung tersebut, tim dari CVSJI mendapatkan banyak masukan terkait pengelolaan kayu Jabon pasca penebangan. Di antaranya tentang tekhnik pemotongan pohon yang selama ini banyak dipahami salah oleh petani dan penebang di lapangan. Menurut Krisnadi, kayu yang bisa nilai ekonominya lebih besar adalah jenis kayu yang dipotong dalam ukuran panjang 260 cm dan diameter diatas 25 cm, dan bukan kayu yang dipotong pendek-pendek 130cm. Sebab, kayu yang dipotong pendek-pendek, cenderung hanya bisa digunakan sebagai inti kayu lapis.



Selama ini, kayu jabon yang berukuran besar kerap dipotong mennjadi beberapa bagian dalam ukuran pendek oleh petani. Alasannya, demi memudahkan dalam proses pengangkutan hingga pabrik. Pandangan inilah yang harus dibenahi di kalangan petani dan penebang. Pabrik kayu akan lebih senang jika pohon yang dikirimkan berukuran besar.jumlah produksi ke 4 pabrik anak perusahaan PT SSS membutuhkan sekitar 200 ribu m3 log kayu jabon,sengon atau meranti per tahun

dalam diskusi ini kami mendapatkan pelajaran berharga,bahwa semua isu negatif tentang kayu jabon adalah tidak benar,diantaranya isu yang beredar,bahwa kayu jabon tidak bisa diolah menjadi kayu lapis karena sulit di lem,dalam kenyataanya dalam pemgolahan di PT SSS tidak ada kendala sedikitpun dalam pengolahan kayu jabon,melainkan kendala suplai kayu jabon yang sangat terbatas.

bahkan dari pengalaman kami yang banyak berhubungan dengan para pengusaha yang bergerak di sektor kayu,saat ini bahkan ada yang menggunakan kardus bekas sebagi inti kayu lapis berkualitas terjelek,sangat ironis kalau masih ada segelintir manusia yang ragu akan pemasaran kayu jabon.

Pengolahan Kayu Jabon




Keawetan
Kayu Jabon dimasukkan ke dalam kelas awet V, demikian juga berdasarkan percobaan kuburan jenis kayu ini termasuk kelas awet V. Daya tahannya terhadap kayu kering termasuk kelas II. Sedangkan daya tahannya terhadap jamu pelapuk kayu termasuk kelas IV-V.

Keterawetan
Keterawetan kayu Jabon termasuk kelas sedang.

Pengeringan
Kayu Jabon termasuk mudah dikeringkan dengan sedikit cacat berupa pecah dan retak ujung serta sedikit mencekung. Di damping itu karena mudah diserang jamur biru, maka kayu Jabon dikeringkan secara cepat di udara terbuka.

Pengeringan alami
Pengeringan papan tebal 2.5 cm dari kadar air 82% sampai kadar air 14% memerlukan waktu 38 hari.

Pengeringan dalam dapur pengering
Bagan pengeringan yang dianjurkan adalah suhu 57 - 76, 5 derajat Celcius dengan kelembaban nisbi 70 - 30%.

Pengerjaan
Kayu Jabon dilaporkan mudah digergaji. Hasil pengujian sifat pemesinan menunjukkan bahwa kayu Jabon dapat dibentuk, dibuat lubang persegi dan diamplas dengan hasil baik, sedangkan penyerutan, pemboran dan pembubutan hanya memberi sedang saja.

Kegunaan
Kayu Jabon dapat dibuat sebagai bahan bangunan non-konstruksi, mebeler bahan kayu lapis / triplek untuk industri Plywood, Papan, peti pembungkus, cetakan beton, mainan anak-anak, alas sepatu, korek api, konstruksi darurat yang ringan, cocok untuk pulp serat pendek yang memproduksi kertas kualitas sedang, dan sebgai Silvikultur.

Venir
Kayu Jabon mudah dibuat venir tanpa perlakuan pendahuluan denga sudut kupas 92 derajat untuk tebal venir 1.5mm.

Kayu lapis
Perekatan venir kayu Jabon dengan urea-formal-dehida menghasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan standar Indonesia, Jepang dan Jerman.

Industri Yang Menyerap Kayu Jabon

Bbanyak sekali penyerap kayu jabon diantaranya kayu lapis, industri mebel, pulp, mainan anak-anak, peti buah, alas sepatu, korek api, tripleks, mebel, bahan bangunan non konstruksi, dan banyak lagi yang lainnya. kayu jabon juga mudah dibuat vinir dengan sudut kupas 920 ketebalan 1,5 mm.

Kami (CV.Rizki Dunia) baru-baru ini mencoba melakukan uji-coba mengolah kayu jabon menjadi mebel berupa meja, kursi dan sofa yang kesemuanya terbuat dari kayu jabon. Hasil olahan tersebut bahkan sudah kami ikutkan dalam sebuah pameran yang dihadiri oleh pemerintah kabupaten Kendal. Silahkan buka halaman ini “Mebel Hasil Olahan Kayu Jabon” untuk membaca lebih detail termasuk melihat foto-fotonya.

Dalam halaman tersebut sudah kami sampaikan bahwa ternyata kayu jabon tidak kalah dengan kayu jati sekalipun, ia kayu jabon dapat dibuat sebagai mebel berkualitas tinggi seperti mebel yang sekarang ada di pasaran menggunakan kayu jati. Kami yakin suatu hari nanti kayu jabon ini akan dapat menjadikan kayu alternatif untuk mebel. Kami pun sedang berencana untuk membuat olahan ini agar dapat dijual luas secara umum.

Hal tersebut di atas kami lakukan karena menjadi tuntutan buat kami sebagai penyedia bibit jabon, pertanyaan-pertanyaan dari pembaca blog kami merupakan tantangan tersendiri bagi kami, dan ternyata hasil tersebut membuktikan bahwa kayu jabon layak untuk dijadikan lahan bisnis

Sabtu, 03 Desember 2011

Indentifikasi Jabon

INDENTIFIKASI JENIS KAYU JABON
1. NAMA BOTANIS
Anthocephalus chinensis (Lamk.) A. Rich. ex Walp. syn. Anthocephalus cadamba Miq, famili Rubia¬ceae.
NAMA DAERAH
Jabon, jabun, hanja, kelampeyan, kelampaian (Jw); galupai. galupai bengkal, harapesn, johan, kalam¬pain, kelampai, kelempi, kiuna, lampaian, pelapai¬an. selapaian, serebunaik (Smt); ilan, kelampayan, taloh, tawa telan. tuak, tuneh, tuwak (Kim); bance, pute. loeraa, pontua, suge manai, sugi manai, pe¬kaung. toa (Slw); gumpayan. kelapan. mugawe, sencari INTB); aparabire, masarambi (lJ),
NAMA DI NEGARA LAIN
Gao (Vnl); kadam (Bma, Fr, Gm, Ind, It, NI, Pak, Sp, UK, USA); laran (Sb); kelempayan (Mly); selimpoh, limpoh, entipong, sempayan (Swk); bangkal (Bm); mau-Iettan-she (Bma); kaataan bangkal (PI).
DAERAH PENYEBARAN
Seluruh Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Kali¬mantan Selatan, Kalimantan Timur, seluruh Sula¬wesi, Nusa Tenggara Barat, Irian Jaya.
HABITUS
Tinggi pohan dapat mencapai 45 m dengan pan¬jang batang bebas cabang 30 m, diameter sampai 160 Cm. Batang lurus dan silindris, bertajuk tinggi dengan cabang mendatar, berbanir sampai ketinggi¬an 1,50 m, kulit luar berwarna kelabu-coklat sam¬pai coklat, sedikit beralur dangkal.

2. SIFAT-SIFAT KAYU JABON
SIFAT FISIK
Ciri Umum
Warna
Kayu teras berwarna putih semu-semu kuning muda, lambatlaun menjadi kuning semu-semu gading, kayu gubal tidak dapat dibedakan dari kayu teras.
Tekstur
Tekstur kayu agak halus sampai agak kasar.
Arah serat
Arah serat lurus, kadang-kadang ag8k berpadu.
Kesan raba
Permukaan kayu licin atau agak licin.
Kilap
Permukaan kayu jelas mengkilap atau agak mengkilap.
Pori
Pori bergabung 2-3 dalam arah radial, jarang so¬liter, diameter 130-220 µ, frekuensi 2-5 per mm2.
Parenkim
Parenkim agak jarang, dapat dilihat di bawah loupe 10x seperti garis-garis pendek yang ter¬sebar, seringkali 2-3 garis bersambungan dalam arah tangensial di antara iari-jari dan bersing¬gungan dengan pori, atau membentuk garis-garis panjang yang halus dan merupakan jaringan se¬perti jala dengan jari-jari
Jari-jari•
Jari-jari uniseriat, tinggi 580 µ, lebar 44 µ, fre¬kuensi 2-3 per mm.
Serat
Panjang serat 1.979 µ dengan diameter 54 µ, tebal dinding 3,2 µ dan diameter lumen 47,6 µ
Sifat FISIS
Berat jenis dan kelas kuat
0,42 (0,29-0,56); III-IV
Penyusutan
Penyusutan sampai kadar air 12% adalah 3,0% (R) dan 6,9 %(T)

SIFAT MEKANIS
Keteguhan lentur static
Tegangan pada batas proporsi (kg/cm2) b 294
k 387
Tegangan pad a batas Patah (Kg/CM) b 516
k 691
Modulus elastisitas (1.000 Kg/Cm2 b 5,4
k 68,0
Usaha sampai batas proporsi (kgm/dm3) b 0.3
k 0.80
Usaha sampai batas patah (kgm/dm3 b 5.4
k 6.0
Keteguhan Pukul
Radial (Kgm/Dm3) b 20.2
k 22.3
Tangensial Kgm/dm3) b 20.6
k 24.2
Keteguhan tekan sejajar Tegangan Maksimum (Kg/Cm2) b 279
k 374
Kekerasan (JANKA)
Ujung (kg/cm3) b 275
k 374
Sisi (kg/cm2) b 239
k 268
Keteguhan Geser
Radial(Kg/Cm2) b 36.6
k 48.4
Tangensial (kg/cm2) b 46.4
k 59.1
Keteguhan belah
Radial(Kg/Cm) b 36.2
k 36.1
Tangensial (kg/cm) b 55.0
k 55.1
Keteguhan tarik tegak lurus arah
Radial (kg/cm2) b 32.6
k 25.0
Tangensial (kg/em2) b 38.4
k 31.4
SIFAT KIMIA
Kadar
Selulosa 52,4%
Lignin 25,4%
Pentosan 16.2%
Abu 0.8%
Silika 0,1%
Kelarutan
Alkohol-benzena 4.7%
Air Dingin 1.6%
Air panas 3,1%
NaOH1 8,4%
Nilai Kalor 4.731 call/g

3. PENGOLAHAN
Keawetan dan Keterawetan
Keawetan
Kayu jabon dimasukkan ke dalam kelas awet V, demikian juga berdasarkan percobaan kuburan jenis kayu ini termasuk kelas awet V. Daya ta¬hannya terhadap rayap kayu kering termasuk ke¬las II. sedangkan daya tahannya terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas IV-V
Keterawetan
Keterawetan kayu jabon termasuk kelas sedang
Pengeringan
Kayu jabon termasuk mudah dikeringkan dengan sedikit cacat berupa pecah dan retak ujung serta sedikit mencekung. di samping itu karena mudah diserang jamur biru, maka kayu jabon perlu dike¬ringkan secara cepat di udara terbuka
Pengeringan alami
Pengeringan papan tebal 2,5 cm dari kadar air 82% sampai kadar air 14% memerlukan waktu 38 hari.
Pengeringan dalam dapur pengering
Bagan pengeringan yang dianjurkan adalah suhu 57-76,5ºC dengan kelembaban nisbi 70-30%.
Kayu Lapis
Venir
Kayu jaban mudah dibuat venir tanpa perlakuan pendahuluan dengan sudut kupas 92° untuk te-bal venir 1,5 mm.
Kayu lapis
Perekatan venir kayu jabon dengan urea-formal¬dehida menghasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan standar Indonesia, Jepang dan Jerman.
PENGERJAAN
Kayu jabon dilaporkan mudah digergaji. Hasil pe¬ngujian sifat pemesinan menunjukkan bahwa kayu jabon dapat dibentuk, dibuat lubang persegi dan diamplas dengan hasil baik, sedangkan penyerutan, pemboran dan pembubutan hanya memberi hasil sedang saja.
4. KEGUNAAN
Kayu jabon dapat dipergunakan untuk korek api, peti pembungkus, cetakan beton, mainan anak-anak, pulp, kelom dan konstruksi darurat yang ringan.
Silvikultur
Tempat tumbuh
Jabon umumnya tumbuh pada tanah alluvial lem¬bab di pinggir sungai dan di daerah peralihan an-tara tanah rawa dan tanah kering yang kadang¬-kadang digenangi air. Selain itu dapat juga tum-buh dengan baik pada tanah liat, tanah lempung
podsolik coklat, tanah tuf halus atau tanah lem¬pung berbatu yang tidak sarang. Jenis ini memerlukan iklim basah hingga kemarau kering di dalam hutan gugur daun dengan tipe curah hu-jan A dan D, mulai dari dataran rendah sampai ke¬tinggian 1.000 m dari permukaan laut
Permudaan
Permudaan alam banyak sekali terdapat ter¬utama pada tempat-tempat terbuka seperti pada bekas tebangan, bekas jalan sarad atau bekas perladangan. Jabon termasuk jenis pionir yang dapat membentuk kelompok hutan alam murni pada tempat yang bebas persaingan cahava. Permudaan buatan banyak dilakukan di Jawa Timur. Biji disemaikan lebih dahulu di dalam bak kecambah, kemudian setelah tumbuh dan men¬capai tinggi 3 cm dipindahkan ke bedeng pe¬nyapihan atau ke dalam bumbung. Setelah men¬capai tinggi 20-30 cm ditanam di lapangan pada permulasn musim hujan. Penanaman dapat pula dilakukan dengan cabutan atau stump. Jarak ta¬nam 3 m x 2 m. Pertumbuhan jabon termasuk cepat, sehingga pada umur 3 tahun harus di¬lakukan penjarangan pertama dan pada umur 25 tahun sudah dapat menghasilkan kayu per¬tukangan

Buah
Pohon jabon berbuah setiap tahun pada bulan Juni-Agustus. Buahnya merupakan buah maje¬muk berbentuk bulat dan lunak, mengandung biji yang sangat kecil. Jumlah biji kering udara 18¬26 juta butir per kg. Jumlah buah 33 butir per kg atau 320 butir per kaleng minyak tanah. Buah yang berukuran sedang dapat menghasilkan se¬kitar 8.300 pohon. Biji yang telah dikeringkan dan disimpan pada tempat yang tertutup rapat dalam ruangan yang sejuk dapat tahan selama satu tahun

Hama dan Penyakit
Tanaman muda biasa dimakan binatang liar se¬perti rusa dan banteng. Serangga dan jamur Gloeosporium anrhocephali Desm and Mont. menyerang daun yang menyebabkan defoliasi dan mati pucuk.

5. PEMBAHASAN
1. Kayu Jabon digunakan untuk korek api, Slet (pinsil), sumpit sebab kayu jabon ringan, serat lebih halus sehingga mudah pengejaan sewaktu di olah menggunakan mesinatu sewaktu masuk kemesin pengolahan.
2. Sebagai Peti pembungkus atau peti kemas selain mempunyai keteguhan gesek, keteguhan pukul dan cukup ringan bisanya di guanakan sebagai paking box sebelum barang yang di kemas di muat atau dimasukkan kedalam container sewaktu pengiriman barang sebelum di kirim terlebih dahulu di sterilkan (Fumigation) dan kayu jabon tahan terhadap serangan jamur perusak.
3. Kayu Jabon juga sebagai bahan kerajinan tangan berupa hiasan atau mainan di karena menpunyai sifat kayu yang lunak serat lebih halus sehingga mudah dalam pengerjaaanya.
4. Kayu Jabon juga dapatdi gunakan sebagai bahan baku kerta (pulp) dikarenakan mempunyaisifat kimiayaitu memilikikandunga selulosa cukup tinggi ± 52.4% dan panjang serat 1.979.
5. Kayu Jabon dapat di guanan sebagai kontruk darurat ringan yang bersifat sementara dan jangka waktu pendek mengingat kayu jabon termasuk kelas awet IV-V yang tidak terlalu lama apalagi bila di luar out door. Tapi kayu abon tidak cocok untuk kontruksi bangunan permanen.
6. Kayu jabon sebagai veneer atau bahan baku kayu lapis (plywood) karena memiliki serat yang harus, berat kayu tergolong ringan, pada umumya bentuk batang silindris sehinnga tidak bayak bahan yang terbuang sewaktu masuk mesin rotary (pengupasan). Dan memunyai tingkat keuletan sehigga veneer yang di hasil kan tidak mudah robek atau patah mengingat panjang serat cukup tinggi. Untuk sekarang ini banyak di gunakan seperti yang di gunakan pada salah sayu perusahaan plywood di kab Cirebon jawa barat.
7. Untuk pengembangan dan pembudidayaan jenis kayu jabon untuk sekarang ini banyak di lakukan oleh perusaahan atau industry primer/penggergajian dan industry plywood pada lahan kritis atau yang terbuka mengingat jenis ini mudah tumbuh pada lahan terbuka yang cukup mendapat cahaya matahari. Seperti yang dilakukan PT. Serayu Makmur Kayunindo di kab Cirebon.
Daftar pustaka :
1. Atlas Kayu jilid 1 dan II (Pusat penelitian dan pengembangan bogor)
2. Laporan perjalanas dinas BP2HP VII di PT. Serayu makmur Kayunindo.
3. Seminar Peluang bisnis Jabon (http://tgcfahutanipb.wordpress.com)
4. Badan Litbang Kehutanan (http://www.forda-mof.org)

Sejarah Jabon

Di wilayah Sabah, Malaysia pohon Jabon mampu tumbuh di kawasan hutan dipterocarp yang berada di dataran rendah. Hebatnya, tanaman ini mampu tumbuh dengan baik, termasuk di kawasan yang sebelumnya sudah rusak karena adanya aktivitas pertambangan dengan menggunakan peralatan berat.

Menurut Backer dan Van Den Brink Bakhuizen (1965), ditemukan bahwa sebagian besar jenis tanah yang berada di kawasan Sabah adalah tanah liat atau tanah liat loams yang berasal dari serpihan sedimen pasir, batu pasir, kerikil dll. Masih menurut Backer dan Bakhhuizen pula, pohon Jabon mampu pula tumbuh di kawasan tanah payau. Inilah yang membedakan dengan hutan rawa gambut yang cenderung tidak memiliki daya tahan terhadap air garam.

Di Filipina (Monsalud dan Lopez, 1967), di Jawa (Backer dan van Bakhuizen den Brink, 1965) dan di New Guinea (J. F. Pollard, p.c.), ditemukan tanaman ini pada ketinggian 3000 kaki, berada di hutan primer. Wyatt-Smith (1965) menyebutkan, bahwa tanaman Jabon merupakan jenis tanaman sungai. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tanaman ini ditemukan di kawasan tepi sungai yang baru terkena banjir sehingga tanahnya menjadi tanah accreting, dan terutama berada di kawasan tikungan sungai.

Kesimpulan

Dari berbagai penelitian dan penemuan yang dilakukan oleh para ahli tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan terhadap pohon Jabon. Salah satunya adalah bahwa jenis tanaman ini, memiliki daya tahan yang kuat dalam pertumbuhannya. Selain itu, pohon Jabon mampu tumbuh di segala kondisi yang memiliki aneka ragam karakter, sehingga tidak memerlukan banyak adaptasi dalam pengembangannya.

Dalam proses pembibitannya pun, bisa dilakukan dengan mudah sebab pohon Jabon tergolong sebagai tanaman yang mudah menyebar secara alami. Sehingga, selain bisa dikembangkan dengan cara buatan tanaman ini sangat mungkin untuk tumbuh secara alamiah di lahan pertanian.

Pohon Jabon pun bisa dikembangkan termasuk pada jenis lahan yang memiliki tingkat kekritisan tinggi karena berbagai faktor. Baik itu faktor alami, maupun kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Chong (1965), Anthoeephalus chinensis dikatakan sebagai tanaman yang datang untuk mengatasi “ketidak produktifan” hutan rawa di kawasan Durian- Medang.
oleh karena itu, bagi Anda yang ingin membudidayakan tanaman Jabon sebagai media investasi, kiranya tidak perlu takut akan kondisi lahan yang dihadapi. Sebab, para pakar tanaman hutan sudah memberikan bukti serta fakta tentang kemampuan pohon jabon untuk bisa dikembangkan dalam berbagai kondisi lahan. Termasuk di antaranya lahan yang sudah rusak sekali pun. pohon Jabon

Jumat, 02 Desember 2011

Bibit Baru


















Jabon (Anthocephalus Cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti penghijauan, reklamasi bekas tambang maupun kegunaan investasi lainnya. 
Kelebihan dari tanaman ini dibandingkan tanaman lainnya sejenis antara lain teknik budidaya dan perawatan yang relatif mudah, tingkat pertumbuhan yang cukup cepat, bernilai ekonomis cukup tinggi, serta sebagai fungsi tanaman penghijauan.

Saat ini Jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, karena Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon/albasia. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, keunggulan tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa sisi, diantaranya adalah:

  • Jabon (Anthocephalus cadamba) Merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 0 – 1000 m dpl.
  • Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th
  • Masa tanam jabon yang cukup singkat – hanya 4 hingga 5 tahun dapat dipanen
  • Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus
  • Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri (self purning)
Selain dari manfaat kayu, beberapa daerah di dunia telah memanfaatkan tanaman jabon sebagai obat maupun bahan pakan ternak. Ekstrak daun jabon dipercaya mengandung senyawa kimia yang bersifat antimikroba, yang dapat digunakan sebagai obat kumur maupun obat pelangsung, sedangkan daun jabon yang masih muda dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak sebagai pengganti rumput.
Selain kayu maupun daun, bunga jabon juga dapat dimanfaatkan, sebagai sumber bahan parfum ataupun juga untuk mendukung perkembangbiakan lebah madu. Masih banyak manfaat yang dimiliki oleh tanaman jabon ini .... 

Kamis, 01 Desember 2011

Jual bibit Jabon


 
Selamat Datang Di Website Jabon